Dahulu untuk mendata kehadiran karyawan dilakukan dengan cara absen
manual, seperti absen kehadiran, absen panggil sampai absen dengan
memasukan kertas ke dalam mesin absen. Absen merupakan salah satu faktor
penting untuk mengetahui sejauh mana sesorang rajin dalam menjalankan
kewajibannya untuk mengerjakan tugas yang dibebankan dengan cara hadir
dalam kegiatan baik organisasi maupun umum.
Sidik jari, dalam bahasa Inggris disebut “Fingerprint” biasanya
berbentuk garis-garis horizontal dan vertical atau gabungan keduanya dan
juga ada bentuk lengkungan-lengkungan. Seluruh manusia di dunia
diciptakan dengan sidik jari yang berbeda satu sama lainnya. Karena itu,
setiap sidik jari digunakan untuk mengidentifikasi setiap manusia.
Tak ada sidik jari yang identik di dunia ini sekalipun di antara dua
saudara kembar. Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada 5 juta
orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama
baru akan terjadi lagi 300 tahun kemudian.
Alat ini pertama kali digunakan Federal Bureau Investigation (atau
populer dengan sebutan FBI) di Amerika Serikat sekitar tahun 60-an.
Sidik jari ini biasanya tertinggal di tempat kejadian perkara sebuah
peristiwa kriminal. FBI kemudian menggunakannya untuk mengetahui jati
diri korban atau bahkan tersangkanya. Hanya dengan memasukkan sidik jari
seseorang melalui melalui teknologi komputer, pihak berwenang pun
langsung mendapatkan data seputar nama, tanggal lahir dan sejarah
kriminalnya. Luar biasa bukan!
Negara Indonesia meski sidik jari lebih populer untuk melacak pelaku
kejahatan, alat pendeteksi sidik jari ini ternyata juga digunakan di
berbagai bidang teknologi lainya seperti mesin absensi, teknologi akses
kontrol pintu, fingerprint data secure dan masih banyak pengembangan
sistem lainnya. Kini, seiring bertahannya cara manual yaitu pengambilan
sidik jari dengan tinta di atas kartu atau kertas, perkembangan sistem
identifikasi sidik jari kian terasa. Banyak perusahaan yang kian
menyadari kegunaannya. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem
identifikasi sidik jari di perusahaan-perusahaan. Alat ini mendorong
perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga sekaligus menjamin keamanan.
Sistem identifikasi sidik jari ini yang masuk melalui dunia sains
kini telah bergeser keberadaannya. Tak hanya kepentingan dunia
pengetahuan atau aparat keamanan saja yang terpenuhi dengan penggunaan
alat ini, setiap perusahaan komersial pun merasakan manfaatnya. Yang
paling jelas, bukti kehadiran karyawan (absensi) bisa didapat lewat alat
ini. Tentu saja, hal ini sangat membantu divisi Sumber Daya Manusia
untuk mengevaluasi kinerja para karyawan. Alat ini pun amat populer di
antara nasabah perbankan. Dunia otomotif juga tak mau ketinggalan dalam
memanfaatkan keunggulan alat ini. Mereka bisa menggunakan sidik jari
untuk sistem kunci. Belum lagi, ketika ingin login untuk mengakses
sistem di komputer, saat ini pun pemakaian alat tersebut semakin
digandrungi. Tujuannya tidak lain tidak bukan untuk keamanan terhadap
data yang telah tersimpan.
Namun dalam penggunaan sistem pengidentifikasian sidik jari ini, ada
beberapa hal yang bisa mengurangi kredibilitasnnya sebagai pengakes data
seseorang. Seperti, tidak bersedianya seseorang memberikan data yang
akurat sesuai dengan jati dirinya. Ini bisa saja karena data orang
tersebut tidak ingin diketahui oleh orang lain baik pemerintah maupun
institusi lain sehingga ada pemalsuan nama dan sebagainya. Juga tak
tertutup kemungkinan, orang memanipulasi alat ini untuk masuk ke data
orang lain. Tentu semua itu berkaitan dengan kriminalitas, Asal
kelengkapan dan keakurasian data bisa diperoleh maka alat ini pun akan
menjadi sangat berguna. Baca Juga Artikel Tentang Scanner Terbaru Dan Tercanggih