Bromokriptin mesilat memiliki struktur molekul sebagai berikut
Rumus molekul : C32H40BrN5O5.CH4SO3 (FI IV, 150)
Berat molekul :
750,70 (FI IV, 150)
Nama kimia
2-Bromoergokriptina monometanasulfonat
(5’?)-2-Bromo-12’hydroxy-2’-(1-methylethyl)-5’-(2-methylpropyl)-ergotaman-3’,6’18-trione
(USP 32, 1707).
Rangka Molekul
Rangka molekul inti dari senyawa Bromokriptin mesilat terdiri dari inti heterosiklik dan ikatan peptida
Golongan kimia dari senyawa Bromokriptin mesilat merupakan asam amino turunan derivat alkaloid asam
lysergik (BP 2009 vol. 1)
Sifat fisika dan kimia
Titik lebur dari Bromokriptin mesilat adalah 192o – 196o (Merck Index 13th ed, 1399)
Rotasi optik Bromokriptin mesilat adalah antara + 950 dan +1050 (USP 32,1707)
Kelarutan Bromokriptin mesilat adalah
Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam metanol, larut dalam etanol 96%, sedikit larut dalam metilen klorida (BP 2009, 775)
Pada suhu 250 (mg/ml) methanol 910; ethanol 23.0; air 0.8; kloroform 0.45; benzen <0 .1="" br="" erck="" hexan="" index="">Sifat keasaman dan kebasaan atau pKa Bromokriptin mesilat adalah
pH 3.1-3.8 (BP 2009, 776)
pKa 4.90 (Merck Index, 1399)
Gugus Fungsi
Gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa Bromokriptin mesilat antara lain:
- Ikatan kovalen C-C, C=O, C-H C-N
- Ikatan ion: Br
- Ikatan hidrogen N-H
Sehingga sifat khusus dari Bromokriptin mesilat adalah asam mengacu pada banyaknya gugus fungsi yang bersifat asam yaitu amida, sulfit . Dimana metode reaksi gugus fungsi yang dapat dilakukan terhadap senyawa Bromokriptin mesilat adalah sebagai berikut :
Gugus –OH Reaksi esterifikasi
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)
Zat : X mg (bromokriptin mesilat)
Pelarut / pereaksi : etanol, H2SO4 pekat
Prosedur : zat aktif + etanol + H2SO4 pekat àpanaskan bau ester
Perubahan : bau ester
Reaksi Oksidasi
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)\
Zat : X mg (bromokriptin mesilat)
Pelarut / pereaksi : KmnO4 , H2SO4 encer
Prosedur : zat aktif + KmnO4 + H2SO4 encer à perubahan warna
Perubahan : warna ungu
Gugus karbonil Reaksi Legol Rothera (keton)
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)
Zat : X mg
Pelarut / pereaksi : larutan Natrium nitropusid, Amoniak
Prosedur : zat aktif + larutan Natrium nitropusid + Amoniak à perubahan warna
Perubahan : warna ungu merah
Gugus Bromida
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)
Zat : X mg
Pelarut/pereaksi : AgNO3
Prosedur : zat aktif + AgNO3 à endapan kuning bergumpal
Perubahan : endapan kuning bergumpal yang tidak larut dalam asam nitrat encer dan sukar larut dalam amonia
Gugus Sulfit
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)
Zat : X mg
Pelarut : H2SO4 encer
Prosedur : zat aktif + H2SO4 encer à bau menusuk
Perubahan : bau menusuk dari sulfue dioksida, sulfur dioksida dapat dideteksi dengan pewarnaan hitam pada kertas saring yang dibasahi larutan raksa (I) nitrat (USP XX)
Gugus Amida
Prinsip : pembentukan komplek warna (kalorimetri)
Zat : 10 mg bromokriptin mesilat
Pelarut : Amoniak
Prosedur : zat aktif dilebur sampai terbentuk gas amoniak , residu dilarutkan dalm air dan ditambhakan tetes NaOH dan 1 tetes tembaga sulfat terjadi perubahn warna
Perubahan : warna merah ungu (biuret)
(cara cepat identifikasi obat)
DATA SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri Ultra Violet
Prinsip:
Pengukuran serapan cahaya di daerah UV (200-350 nm) dan sinar tampak (350-800 nm). Radiasi sinar UV-Vis akan diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang memiliki elektron ? terkonjugasi dan atau atom yang memiliki elektron ?, menyebabkan eksitasi elektron ke tingkat energi elektron lebih tinggi.
Senyawa Bromokriptin mesilat memiliki gugus (kromofor/auksokrom), misal:Ikatan Rangkap Terkonjugasi : Gugus aromatik
Auksokrom: – OH, -yang dapat mengabsorbsi sinar ultraviolet pada panjang gelombang tertentu. Oleh karena itu, Spektrofotometri Ultraviolet dapat digunakan sebagai metode analisis senyawa Bromokriptin mesilat
Spektrum ultraviolet senyawa Bromokriptin mesilat adalah sebagai berikut:
Rentang serapan : 250-380 nm
Absorpsi minimum : 270 nm
Absorpsi maksimum : 305 nm (BP 2009)
Spektofotometri Infra Merah
Prinsip:
Radiasi inframerah menyebabkan terjadinya vibrasi dan/atau rotasi dalam molekul yang dikenai sinar inframerah (deteksi gugus fungsi, yang bervibrasi pada frekuensi spesifik, misal : C=O, NH2, OH dan lain-lain.) Daerah radiasi elektromagnetik IR yang lazim digunakan dalam analisis senyawa organik meliputi bilangan gelombang 4000-625cm-1atau panjang gelombang 2,5-16 m. Daerah radiasi IR tengah dibagi dalam daerah frekuensi gugus fungsi (2,5-7,69 ?m) dan daerah frekuensi sidik jari (7,69-15,38 ?m). (Panduan Praktikum Analisis Farmasi Fisikokimia, 2003, hlm. 27; Roth, hlm. 382).
Senyawa Bromokriptin mesilat memiliki gugus fungsi yang dapat mengalami vibrasi dan rotasi saat dikenai sinar infra merah pada bilangan gelombang tertentu.
Gugus fungsi tersebut antara lain:
Bilangan gelombang (cm-1)
Ikatan yang menyebabkan absorbsi
3200 – 2900
Regang vibrasi C-H
1728
Regang C=O dari 5 anggota cincin laktam (cyclol)
1642, 1672
Regang C=O dari 6 beranggota cincin laktam (amida1) pita amida II
1560
Regang C=C
Sehingga Spektrofotometri Infra Merah dapat digunakan sebagai metode analisis senyawa Bromokriptin mesilat. Spektrum infra merah senyawa Bromokriptin mesilat sebagai berikut :
Spektrofotometri Massa
Prinsip :
Molekul senyawa yang berada dalam fase gas di dalam ruangan hampa udara, dengan benturan elektron yang energi potensialnya cukup besar, diubah menjadi ion molekul induk dan ion fragmen molekul yang dapat dipisahkan berdasarkan rasio m/z di dalam analisator massa, menghasilkan informasi mengenai berat molekul ion tersebut serta kelimpahan relatifnya yang khas yang dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
m/e : 653 dan 655
Gambar spektrum :
(Analytical Profiles of Drug Substances 8)
DATA KROMATOGRAFI
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Prinsip :
Pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase diam (berupa serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik, atau logam secara merata) dan fase gerak (pelarut/campuran pelarut). Pemisahan dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, yang tergantung dari jenis zat penyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan. (Suplemen I FI IV, hal 1551)
Zat aktif dapat dipisahkan menjadi komponennya menggunakan KLT, dengan sistem :
Fase gerak : Amonia : Air : 2-propanol : Metilen klorida : eter (0,1 : 1.5 : 3 : 88 : 100) v/v
Fase diam : Plat silika Gel G
Penampak bercak : Larutan Ammonium molybdat, spot dikeringkan pada 100oC selama+ 10 menit
Rf : Rf sampel harus sama dengan Rf standar
(BP 2009)
Zat aktif dapat dipisahkan menjadi komponennya menggunakan KLT, dengan sistem :
- Fase gerak 1 : Diklorometan/Dioxan/etanol 96% / kons. Amonia (180:15:5:0,1) v/v
- Fase gerak 2 : Kloroform/metanol/asam format (78:20:2) v/v
- Fase gerak 3 : Kloroform/etanol 96% /Kons. Amonia (192:8:0,35) v/v
- Fase diam : Plat silika Gel 60 F254 plat Merck tlc no.5715
- Untuk kondisi sistem 1 &2 Penampak bercak : Larutan Dragendroff dan 30% Hidrogen peroxid
- Untuk kondisi sistem 3 Penampak bercak : air, selanjutnya ditempatkan selama 10 menit dalam atmosfir klorin dan disemprot dengan reagen O-toluidin.
- Fase gerak 1 Rf : 1,5
- Fase gerak 2 Rf : 1.1
( Analytical Profiles of Drug Substances 8)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Prinsip :
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis kromatografi kolom cair yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi yang menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa bertekanan tinggi dan detektor yang sensitif.
Kromatografi ini terdiri dari fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga, fase gerak yang dialirkan cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis yang dapat dideteksi dengan instrumen (Bobbit, Pengantar Kromatografi, hlm. 186)
Pemisahan diperoleh dari proses partisi, adsorpsi atau penukar ion tergantung dari tipe fase diam yang digunakan. Senyawa yang dianalisis dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan sebagian besar pemisahan dilakukan dalam suhu ruang. Pada umumnya obat berupa senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak tahan panas, sehingga dapat dikromatografi tanpa penguraian dan juga tanpa mengubah menjadi derivate yang mudah menguap. (Suplemen I FI IV, hal 1557)
Sistem KCKT yang digunakan dalam penentuan Bromokriptin mesilat :
- Fase gerak : Asetonitril : Amonium karbonat 0.01 M (63:35)
- Fase diam : pengisi L1 (oktadesil silana)
- Kolom : 4mm x 250 mm
- Laju aliran : 2 ml/menit
- Detektor : UV panjang gelombang 300 nm
(FI IV) dan (USP 32 vol 2)
Sistem KCKT (straight phase) yang digunakan dalam penentuan Bromokriptin mesilat
- Fase gerak : Air yang dijenuhkan diklorometan/metanol 100:2
- Fase diam : Silika gel,
- Kolom : 5µm dalam stainles steel 25 cm x 3 mm
- Detektor : UV panjang gelombang 254 nm
0>
Spektrofotometri Massa
Prinsip :
Molekul senyawa yang berada dalam fase gas di dalam ruangan hampa udara, dengan benturan elektron yang energi potensialnya cukup besar, diubah menjadi ion molekul induk dan ion fragmen molekul yang dapat dipisahkan berdasarkan rasio m/z di dalam analisator massa, menghasilkan informasi mengenai berat molekul ion tersebut serta kelimpahan relatifnya yang khas yang dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
m/e : 653 dan 655
Gambar spektrum :
(Analytical Profiles of Drug Substances 8)
DATA KROMATOGRAFI
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Prinsip :
Pemisahan zat terlarut dalam sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase diam (berupa serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik, atau logam secara merata) dan fase gerak (pelarut/campuran pelarut). Pemisahan dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, yang tergantung dari jenis zat penyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan. (Suplemen I FI IV, hal 1551)
Zat aktif dapat dipisahkan menjadi komponennya menggunakan KLT, dengan sistem :
Fase gerak : Amonia : Air : 2-propanol : Metilen klorida : eter (0,1 : 1.5 : 3 : 88 : 100) v/v
Fase diam : Plat silika Gel G
Penampak bercak : Larutan Ammonium molybdat, spot dikeringkan pada 100oC selama+ 10 menit
Rf : Rf sampel harus sama dengan Rf standar
(BP 2009)
Zat aktif dapat dipisahkan menjadi komponennya menggunakan KLT, dengan sistem :
- Fase gerak 1 : Diklorometan/Dioxan/etanol 96% / kons. Amonia (180:15:5:0,1) v/v
- Fase gerak 2 : Kloroform/metanol/asam format (78:20:2) v/v
- Fase gerak 3 : Kloroform/etanol 96% /Kons. Amonia (192:8:0,35) v/v
- Fase diam : Plat silika Gel 60 F254 plat Merck tlc no.5715
- Untuk kondisi sistem 1 &2 Penampak bercak : Larutan Dragendroff dan 30% Hidrogen peroxid
- Untuk kondisi sistem 3 Penampak bercak : air, selanjutnya ditempatkan selama 10 menit dalam atmosfir klorin dan disemprot dengan reagen O-toluidin.
- Fase gerak 1 Rf : 1,5
- Fase gerak 2 Rf : 1.1
( Analytical Profiles of Drug Substances 8)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Prinsip :
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis kromatografi kolom cair yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi yang menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa bertekanan tinggi dan detektor yang sensitif.
Kromatografi ini terdiri dari fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga, fase gerak yang dialirkan cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis yang dapat dideteksi dengan instrumen (Bobbit, Pengantar Kromatografi, hlm. 186)
Pemisahan diperoleh dari proses partisi, adsorpsi atau penukar ion tergantung dari tipe fase diam yang digunakan. Senyawa yang dianalisis dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan sebagian besar pemisahan dilakukan dalam suhu ruang. Pada umumnya obat berupa senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak tahan panas, sehingga dapat dikromatografi tanpa penguraian dan juga tanpa mengubah menjadi derivate yang mudah menguap. (Suplemen I FI IV, hal 1557)
Sistem KCKT yang digunakan dalam penentuan Bromokriptin mesilat :
- Fase gerak : Asetonitril : Amonium karbonat 0.01 M (63:35)
- Fase diam : pengisi L1 (oktadesil silana)
- Kolom : 4mm x 250 mm
- Laju aliran : 2 ml/menit
- Detektor : UV panjang gelombang 300 nm
(FI IV) dan (USP 32 vol 2)
Sistem KCKT (straight phase) yang digunakan dalam penentuan Bromokriptin mesilat
- Fase gerak : Air yang dijenuhkan diklorometan/metanol 100:2
- Fase diam : Silika gel,
- Kolom : 5µm dalam stainles steel 25 cm x 3 mm
- Detektor : UV panjang gelombang 254 nm